Tips Menulis : Penulisan Preposisi “di-” yang Benar

“Kadang kita kebingungan tho untuk menulis preposisi “di-“ itu disambung atau dipisah. Iya, kan?”

Enggak usah khawatir atau semaput apalagi kesurupan, karena ada cara termudah untuk mengetahuinya.

Jika melihat Panduan Ejaan Bahasa Indonesi (EBI), maka penulisan “di-“ harus disambung dengan kata dasar ketika dia sebagai imbuhan dan dilanjutkan kata kerja. Contohnya “ditulis”, “dibawa”, “ditunggu”, dan sebagainya.

Sedangkan preposisi “di-“ harus ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya ketika dia sebagai kata depan atau menunjukkan tempat. Misalnya “di saat”, “di sana”, “di sini”, “di antara” dan lain-lain.

Tapi bagaimana kita dapat membedakan “di-“ tersebut sebagai imbuhan atau sebagai kata depan?

Gampang. Gini, Sayang.

Coba ubah “di-“ tersebut menjadi “me-“.

Jika terbaca cukup aneh seperti bahasa alien dari planet Panci, maka “di-“ tersebut adalah sebagai kata depan. Dan karena sebagai kata depan, maka penulisannya pun harus dipisah. Persis seperti dirimu dan mantanmu, yang harus dipisah oleh semesta hula-hula itu.

Perhatikan ini sayang, “di-saat”, tentu terdengar aneh jika diubah menjadi “mesaat”. Begitu juga “di-sana” akan terdengar aneh di telinga jika diubah menjadi “mesana”. Nah yang terdengar aneh-aneh begitu maka penulisannya harus dipisah. Karena berfungsi sebagai kata depan, bukan imbuhan.

Begitu pula pada preposisi “di-“ yang disambung, coba saja diubah menjadi “me-“. Jika enak didengar, maka penulisannyanya harus serangkai dengan kata yang mengikutinya, karena dia merupakan imbuhan. Misal “ditulis” menjadi “menulis”, “ditunggu” menjadi “menunggu” dan lain-lain. Enak didengar, kan? So, penulisannya harus diserangkaikan karena berfungsi sebagai imbuhan.

Aku beri informasi bonus, sayang. Penulisan “di mana” juga harus selalu terpisah saat digunakan sebagai kata tanya dalam kalimat tanya, sebagai kata penghubung yang menyatakan tempat, atau dalam bentuk “di mana-mana”.

Misalnya, “Di mana Radit yang unyu-unyu menginap?”, “Kami akan berunding tentang di mana pasukan panci terbang akan menginap”, “Di mana sandal jepit menginap, di situ sandal bakiak juga menginap”, “Sebagai keturunan raja alien, ia dapat menginap di mana-mana”, dan contoh lainnya.

So, jelas ya, sayang. Bahwa untuk hal di atas, maka penulisan “di-mana” harus dipisahkan. Lalu apa yang disatukan?

Hmmm,..gitu aja pake nanya. Yang perlu disatukan, ya jelas anuku dan anumu lah. Karena anuku dan anumu, anu-anuan.

“Plaaaak!”

Kriiik,…Kriiik,…Kriiik,….

Tinggalkan Balasan

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.