Tubuh Bugil, di Antara Menulis dan Mengedit!

“Menulis ya menulis. Mengedit ya mengedit. Jangan menulis sambil mengedit!”

Nanti, akan ada masa dimana kamu sudah bugil di kamar mandi, siap mengguyurkan air pertama kali, lalu tiba-tiba kamu menundanya.

Kemudian bergegas meliliti kembali pinggangmu yang seksi itu dengan handuk birumu. Lantas menuju laptopmu. Untuk apa?

Hanya sekadar untuk menulis beberapa kata atau kalimat yang terlintas di kepala. Saat kamu hampir membasahi tubuhmu di kamar mandi tadi.

Saudara-sadara sebangsa dan se-semesta, itulah yang disebut aktivitas menulis.

Menulis adalah aktivitas menangkap bayangan kata di kepala, lalu membariskannya ke sebuah media. Udah dibariskan aja, enggak perlu diapa-apain.

Enggak perlu di di utak atik kata-katanya, kalimatnya. Enggak usah mikirin dulu bahasa baku, tanda baca apalagi tanda cintanya. Enggak perlu. Karena dia sudah tak ada cinta lagi untukmuh. Ingat itu, kisanak!

Dimana membariskan bayangan kata-kata yang melintas tadi?

Dibanyak media. Leptop, kertas dan lainnya. Zaman dulu, malah ada yang dituliskan di po’on, daun dan batu. Asal jangan membariskan aksaranya di langit aja. Bukan apa-apa, ketinggian. Enggak nyampe kamu-nya, Kisanak!

Itulah menulis.

Diulang, menulis adalah aktivitas menangkap imajinasi kata, lalu meletakkannya pada sebuah media. Save alias simpen. Udah, itu aja. Titik. Lalu kapan kita merapihkannya?

Merapihkan akan dilakukan pada proses mengedit. Orangnya disebut editor. Kalo robot yang di pelem futuristik itu, disebut Terminator. Kalo yang di motor, disebut karburator. Kalo celana dalem yang kamu pake itu, nah itu namanya kolor.

Balik lagi.

Mengedit adalah aktivitas yang berbeda dengan menulis. Sulit untuk dilakukan bersamaan. Otak yang bekerja pun berbeda. Mengedit di otak kiri, menulis ada di otak kanan.

Karena dilakukan oleh otak yang berlainan. Maka mengerjakannya pun bergantian. Kanan dulu, baru kiri. Menulis dulu, baru mengedit. Berimajinasi dulu, baru berpikir.

Oke. Jadi pada aktivitas mengedit itulah kita obrak abrik semuanya. Rangkaian kata-katanya. Kalimatnya. Paragrafnya. Sampai pada penggunaan tanda baca, kata baku serta aturan PUEBI-nya.

Sampe sini paham kan bedanya menulis dan mengedit?

Menulis ya menulis. Mengedit ya mengedit. Jangan menulis sambil mengedit. Meledak nanti otakmu. Stuck. Enggak jadi-jadi tulisanmu.

Akhirnya. Aktivitas menulis yang dilanjutkan dengan aktivitas mengedit, maka lahirlah karya tulisan. Menulis dalam arti yang sesungguhnya. So, menulislah!

Kriiik,….Kriiik,….Kriiik,…

Tinggalkan Balasan

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.