Swasunting

“Intinya, bagi penulis swasunting menjadi semacam personal branding.  Gerbang awal bagi pembaca untuk menilai karyanya.”

Swasunting atau self-editing adalah proses membenahi atau mengedit tulisanmu sendiri, sebelum diterbitkan menjadi sebuah karya sastra dan dinikmati pembaca.

Swasunting perlu dilakukan olehmu selaku penulis. Setidaknya untuk menampilkan karya yang enak dibaca, serta menghindari banyak kesalahan.

Dirimu enggak perlu sepandai penyunting atau editor profesional. Namun, setidaknya harus tahu mana kata baku dan bukan, penataan paragraf dan konjungsinya, ada kata tipo atau enggak, kalimat yang dituliskan efektif atau enggak dan lain sebagainya.

Sebagai penulis yang baik, kamu perlu melakukan aktivitas swasunting terlebih dahulu sebelum menampilkan tulisan. Baik menampilkannya di hadapan penerbit atau secara publik di media sosial.

Kebiasaanmu ingin langsung menampilkan tulisan setelah karya tersebut selesai, sebaiknya mulai diubah.

Mulai biasakan memberi waktu dan ruang bagi dirimu sendiri untuk membaca kembali sekaligus memperbaiki diksi, kalimat, paragraf, tanda baca, tata tulisan dan lain sebagainya.

Swasunting menjadi bagian yang harus ada dalam proses penulisan. Tentu agar tulisanmu memiliki daya pikat. Swasunting juga begitu penting. Setidaknya, sebelum tulisanmu benar-benar disunting oleh editor.

Tulisan yang tertata dengan baik akan membuat editor senang dan nyaman bekerja sama denganmu sebagai penulisnya. Ini menjadi salah satu bukti bahwa menulis dengan baik, dapat menjadi cara mudah untuk membahagiakan orang lain dalam hal ini yaitu editor.

Sebaliknya. Jika di tangan editor, tulisanmu terlihat acak-acakan luar biasa, mungkin karyamu akan ditaruh di bawah meja. Entah kapan akan dibacanya. Bisa jadi, saat penari Bollywood sudah enggak lagi menari chayya-chayya.

Intinya, bagi penulis, swasunting menjadi semacam personal branding.  Gerbang awal bagi pembaca, untuk menilai sebuah karya sastra. Oleh sebab itu, sunting terlebih dahulu tulisanmu. Sebelum orang lain membacanya.

Penulis yang memiliki kebiasaan swasunting yang kuat, dijamin akan menampilkan tulisan yang lebih rapi, enak dibaca, dan memikat.

Sedangkan penulis yang biasa terburu-buru ingin menampilkan tulisannya tanpa swasunting sebelumnya, dijamin akan lebih banyak memiliki peluang kesalahan di dalam tulisannya. Yang akhirnya memberi citra buruk pada karyanya.  

Siapa yang menjamin hal ini??

Firguso dan Esmeralda.

Enggak percaya??

Tanya saja pada jangkrik dan kura-kura.

Kriiik,…Kriiik,…Kriiik,…

Tinggalkan Balasan

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.