Menulis Kalimat Dialog

Berikut beberapa aturan dalam menulis kalimat dialog beserta contohnya.

A. Huruf pertama pada awal kalimat dialog, meski didahului oleh tanda petik dianggap sebagai awal kalimat. Jadi harus kamu tulis dengan huruf kapital, ya.

“Ingin makan apa?” (benar)
“ingin makan apa?” (salah : huruf pertama harusnya I kapital)

B. Huruf pertama kalimat dialog, melekat dengan tanda kutip buka. Tanda baca atau huruf terakhir kalimat dialog, melekat dengan kutip tutup.

“Ingin makan di mana?”

C. Kalimat dialog yang dijeda oleh narasi (tulisan merah), huruf pertama setelah tanda petik pada kalimat dialog selanjutnya, ditulis dengan huruf kecil. Karena dianggap sebagai kalimat dialog lanjutan.

“Aku tidak bisa menulis,” ucapnya, “itu alasanku tidak mengirim karya puisi.”

Kalimat yang diawali kata itu adalah lanjutan dari kalimat dialog sebelumnya.  Maka dimulai dengan huruf kecil. Karena jika tidak dijeda, kalimat aslinya akan seperti ini :

“Aku tidak bisa menulis, itu alasanku tidak mengirim karya puisi,” ucapnya.

D.  Titik, koma, tanda tanya, tada seru, yang terdapat di akhir kalimat dialog diletakkan di dalam petik. Bukan di luar tanda petik. Dan menempel pada tanda petik penutup.

“Tapi menulis karya puisi itu penting,” tuturnya, “agar kamu terbiasa menulis.”

E. Titik digunakan jika kalimat dialog berhenti tanpa keterangan narasi. Jika terdapat narasi, berikan tanda koma.

“Tapi menulis karya puisi itu penting,” tuturnya, “supaya kamu terbiasa menulis.”

Berikan titik setelah kata menulis. Karena tidak ada kalimat setelahnya.

“Tapi menulis karya puisi itu penting, supaya kamu terbiasa menulis,” tuturnya.

Berikan koma setelah kata menulis. Karena ada narasi : tuturnya.

F. Jika kalimat dialog diawali oleh narasi, maka diberi koma yang menempel pada huruf terakhir kalimat narasi. Kemudian spasi, lalu tanda petik buka. Kalimat dialog tetap diawali dengan huruf kapital.

Ada anggota Komunitas Pena Aksara bertanya, “Apa jadwal hari ini?”
Lalu ada yang  menjawab, “Menulis fiksi mini.”

Demikian, semoga bermanfaat.

Tetaplah menulis. Meski spasi telah menjadi jarak antara dirimu dengan mantan kini. Tetaplah menulis, jangan berhenti!

Kriiik,…Kriiik,…Kriiik,…

 

Tinggalkan Balasan

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.