Enggak Usah Lebay Menyikapi Corona!

“Demi terhindar corona, kamu borong sembako? Borong Masker?? Lebay!”

Menurut data Kemenkes RI, Januari 2019 tercatat jumlah penderita Demam Berdarah Dengue (DBD)  sebesar 13.683 orang. Dari jumlah itu, yang meninggal  132 orang. Sedangkan Januari 2020 terjadi  1.358 kasus, dan yang meninggal  12 orang.

Apa artinya?

Angka kasusnya memang besar. Namun, angka yang sembuh jauh lebih besar.

Saat wabah itu terjadi, kamu panik ketakutan?

Enggak!

Mari kita lihat data penyakit yang paling mematikan di Indonesia.

Peringkat pertama penyakit paling membunuh di Indonesia diduduki oleh stroke. Yang kedua penyakit jantung, dan pembunuh ketiga yaitu diabetes.

Kamu panik ketakutan??

Enggak juga!

Sedangkan terhadap corona, kamu sedemikian paniknya. Sampai ikut-ikutan memborong belanjaan agar enggak sering keluar rumah. Memborong masker agar enggak tertular. Sebegitu takutnya. Lebay, tepatnya.

Mengapa bisa demikian??

Semua itu karena pikiranmu sendiri. Yang setiap hari dicekoki oleh informasi-informasi liar seputar corona seperti video penderita di negara lain yang kejet-kejet ambruk di tengah jalan, suasana Wuhan yang terlihat sempat mencekam, dan lain sebagainya.

Kepalamu terlanjur penuh terisi oleh informasi yang berseliweran. Parahnya, sebatas informasi singkat. Belum lagi, ada hoaksnya pula!

Ketakutanmu membesar. Sehingga memandang semuanya, enggak dengan tenang dan menggunakan nalar.

Mari lihat faktanya.

Menurut pakar virus dan pencegahan infeksi Eli Perencevich, MD, yaitu seorang profesor kedokteran dan epidemiologi di Fakultas Kedokteran Universitas Lowa, Virus 2019 Novel Coronavirus (2019-nCoV) ini enggak semematikan virus SARS.

Melansir data yang lain, dari 48.791 kasus yang telah ditangani, penderita yang sembuh mencapai angka 94%. Cukup besar. Meski ada juga yang meninggal yaitu sebanyak 6%. Tapi ini artinya, peluang kesembuhan sangat besar.

 

Bahkan di Vietnam, 16 pasien yang terjangkit corona berhasil disembuhkan seluruhnya. Baca ulang : SELURUHNYA. Dan enggak ada tambahan kasus infeksi baru lagi.

Yang terbaru, di Indonesia, dua warga Depok yang beberapa waktu lalu dikabarkan terjangkit, pun kini diduga sudah membaik. Semua bisa ditangani bila dalam kondisi enggak panik.

 

Di sisi lain, tentu saja pemerintah mampu memastikan bahwa Indonesia sangat siap untuk menghadapi virus corona. Dengan prosedur kesehatan yang sesuai standar WHO. Jadi sekali lagi, enggak usah takut dan panik!

Borong Masker dan Kebutuhan Pokok

Masih menurut pakar virus dan pencegahan infeksi Eli Perencevich, MD. Kasus penularan virus corona ini kebanyakan dari tetesan.

Enggak ada bukti bahwa virus ini bias menular melalui udara. Corona bukan seperti virus cacar, yang bisa lewat aliran udara untuk media penularannya.

Tetesan orang yang terserang corona bisa menular bila ada kontak langsung dari jarak dekat. Misal melalui batuk atau bersin. Bila tetesan tersebut mengenai mata, hidung atau mulut, maka bisa saja tertular.

Corona juga bisa menular melalui permukaan. Misal, tetesan batuk atau bersin itu mengenai meja, lalu orang lain tersentuh tetesan yang ada di permukaan meja tersebut, virus bisa saja berpindah melalui tangannya. Jika tangan itu enggak dicuci lalu menyentuh mata atau hidung, maka bisa saja tertular.  Oleh karenanya harus rajin cuci tangan dengan bersih.

Oleh karenanya, memborong kebutuhan pokok demi enggak tertular virus yang dikira bisa menginfeksi lewat udara adalah pikiran yang konyol. Sebab virus corona ini memang enggak menular lewat udara.

Penggunaan masker dalam kondisi sehat juga seolah memberi perlindungan semu.  Padahal, justru lebih berisiko.

Sebab saat menggunakan masker, tangan akan lebih sering menyentuh bagian muka. Sedangkan area muka inilah yang digunakan oleh virus untuk masuk ke dalam tubuh dan menginfeksi.

Atran WHO, masker itu hanya digunakan oleh orang yang terinfeksi agar enggak menulari yang lainnya. Atau digunakan oleh tenaga medis yang sedang menangani pasien suspect corona.

Sehingga memborong masker agar enggak terkena serangan corona, juga tindakan yang sama konyolnya. Orak well blas!

Kriiik,…Kriiik,…Kriiik,…

Tinggalkan Balasan

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.