Klarifikasi Pena Aksara

“Wanita itu seharusnya mulia lahir dan batinnya. Bukan sekadar tampak mulia di lahirnya saja dan apalagi begundal batinnya.”

TAMPILAN DALAM SELURUH VIDEO KLARIFIKASI MENGANDUNG UCAPAN-UCAPAN DENGAN INTONASI YANG TINGGI. HARAP GUNAKAN HANDSFREE DAN JAUHKAN DIRI DARI ANAK KECIL SAAT MENYAKSIKANNYA. 

*****

Video 1 : Klarifikasi Pena Aksara

Irara itu lucu :

  1. Buat satu karya solo PA, bayarnya pun diberi keringanan boleh dicicil, mencicilnya pun telat dari waktu yang dijanjikannya sendiri, namun paniknya sedemikian rupa. Mengatakan uangnya raib segala. Sedangkan mbak Irna sebagai lawan bicara yang patut diduga sedang dihasut oleh Irara, membuat tiga karya solo PA. Bayarnya paling awal dan langsung lunas. Namun, mbak Irna santai sedemikian rupa.
  2. Irara memesan karya kelas wanita menulis sesi-8 sebanyak lima buku. Paniknya sedemikian rupa. Hanya karena temannya di kelas wanita menulis (mbak Echa) yang memesan jumlah buku lebih sedikit, sudah sampai pesanannya. Sedangkan pesanan milik Irara belum sampai. Padahal menurut Irara, tempat tinggal mbak Echa berdekatan dengan tempat tinggal dirinya. Mbak Irna yang patut diduga sedang dihasut oleh Irara, justru memesan lebih banyak. Yaitu 20 buku. Namun, mbak Irna santai-santai saja.
  3. Saat Irara patut diduga sedang asyik-asyiknya menghasut mbak Irna, eh, buku pesanan milik mbak Irna ternyata telah tiba. Akhirnya, Irara hanya bisa diam. Sambil mengucap alhamdulillah dan acung dua jempol saja. Gagal total rencananya. Ketidaksabaran Irara, mengalahkan akal dan attitude yang dimilikinya.
  4. Saat redaksi klarifikasi ini diterbitkan, saya perkirakan buku pesanan Irara telah sampai di tangannya. Ditimang-timang, sambil (mungkin) menyesali sikapnya. 

 

Video 2 : Klarifikasi Pena Aksara

Mengutip ucapan salah satu admin saya, menurutnya, Irara itu sebenarnya orang yang sedang kesulitan keuangan. Namun, bicaranya selangit.

Jangankan untuk membayar pendampingan privat menulis yang harga minimalnya saja sudah naik dari Rp.850 ribu menjadi Rp.2 juta – Rp.7,5 juta. Untuk membayar karya solo Pena Aksara yang seharga Rp.850 ribu saja, minta dicicil. 

Untuk pendampingan privat menulis, sebenarnya Irara tidak sedang “pikir-pikir dulu,” seperti yang diucapkannya pada mbak Irna. Melainkan memang kesulitan untuk membayar administrasinya. Sakit!

Keterangan : Permintaan Rafika pada admin mengenai keringanan pembayaran agar bisa dicicil. (Tangkapan layar : Admin)

Keterangan : Permohonan Irara terkait termin cicilan yang sudah dibicarakan dengan admin satu bulan sebelumnya. (Tangkapan layar : Raditya Riefananda)

 

Keterangan : Cicilan pertama (kiri) dan cicilan kedua (kanan) dari Irara dengan total Rp.850 ribu untuk administrasi karya solo kutipan PA. Cicilan kedua waktu transfer ditutupi oleh yang bersangkutan, patut diduga untuk menutupi keterlambatan waktu transfer yang telah dijanjikannya sendiri.

 

Keterangan : Perbincangan dengan Irara sesaat setelah Pena Aksara ditutup. Terkait dengan penyelesaian karya solo kutipan PA yang tidak mengalami perubahan dari jadwal yang telah disepakati meski PA telah ditutup. Sebelum kemudian siang harinya, Irara kabur entah ke mana. Dengan segala kecemenannya. (Tangkapan layar : Raditya Riefananda)

 

Keterangan : Pengembalian keseluruhan uang karya solo kutipan PA milik Irara yang dilakukan oleh admin pada Sabtu 12 September 2020, sore hari setelah Pena Aksara ditutup. (Tangkapan layar : Admin).

 

Video 3 : Klarifikasi Pena Aksara

i Pena Aksara 

Keterangan : (Kiri) Pesan pribadi yang saya terima dari Ree pada tanggak 24 Agustus 2020 dalam rangka mempertanyakan kutipan milik mbak Filiv yang memiliki kesamaan dengan kutipan di sebuah media online. Perhatikan tautan/link media dan grafis/tangkapa layar yang dikirimkan oleh Ree. (Kanan) pesan pribadi dari Ree yang saya teruskan sekitar tiga puluh menit kemudian kepada mbak Filiv, dalam rangka mengingatkan kutipannya yang memiliki kesamaan dengan kutipan di sebuah media online(Tangkapan layar : Raditya Riefananda)

 

Keterangan : Grafis/tangkapan layar yang terdapat dalam pesan pribadi dari Ree kepada saya pada 24 Agustus 2020, bila tampilannya diperbesar.

 

Keterangan : Pesan diteruskan (forward) yang dilakukan oleh Fitria ke ruang obrolan PA. Yang menurutnya dilakukan menggunakan dua ponsel miliknya, saat perjalanan pulang mengendarai sepeda motor. Perhatikan beberapa pesan yang berupa kalimat obrolan/dialog yang biasanya hanya dilakukan oleh dua orang saat sedang berkirim pesan. Bukan oleh satu orang menggunakan dua ponsel miliknya sendiri. Perhatikan pula tautan/link sebuah media online dan grafis/tangkapan layar yang sama persis dengan yang saya terima dari Ree melalui pesan pribadi pada tanggal 24 Agustus 2020. Para begundal perempuan berkerudung ini sedang mencoba-coba membodohi seluruh anggota PA. (Tangkapan layar : Raditya Riefananda)

 

Keterangan : Grafis/tangkapan layar yang terdapat dalam pesan pribadi dari Ree kepada saya pada 24 Agustus 2020, bila tampilannya diperbesar.

Keterangan : Grafis/tangkapan layar yang diteruskan oleh Fitria ke ruang obrolan PA, bila tampilannya diperbesar.

 

Keduanya adalah grafis/tangkapan layar yang sama, yang dilakukan oleh satu orang yang sama pula. Siapakah dia??

Pikir sendiri.

 

Video 4 : Klarifikasi Pena Aksara

 

Keterangan : Pelunasan biaya pendampingan privat karya solo Lina (bukan karya solo PA) sebesar Rp.850 ribu (saat itu sedang ada promosi dan tidak berlaku harga normal). Jadi, Lina tidak pernah membayar jutaan rupiah seperti yang digembar-gemborkan oleh Irara, saat Irara patut diduga sedang menghasut mbak Irna. (Tangkapan layar : Admin)

 

  Keterangan : (Kiri) Pesan terakhir dari Lina yang berbicara tentang “keluar dari semua aktivitas kepenulisan”, sampai akhirnya benar-benar dikeluarkan. (Kanan) Lina menghubungi untuk telepon pada pukul 05.05 WIB. (Tangkapan layar : Raditya Riefananda)

 

“Sama-sama bersihkan hati. Lalu kita belajar dan hahahihi di Pena Aksara kembali. Dalam ikatan yang lebih erat, sebagai sesama anggota keluarga dan manusia.”

Sampai bertemu di kelas!

Tinggalkan Balasan

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.