Sebagian Wanita yang Melahirkan Indonesia

“Tanpa wanita, semesta ini tidak akan memiliki cerita. Sebab tidak ada sejarah yang dilahirkannya. Maka, jangan cengeng menye-menye menjadi wanita!”

*****

Namanya SK. Trimurti. Atau, panjangnya Surastri Karma Trimurti. Dan dirimu perlu mengenalinya, agar bisa belajar dari kisahnya. Supaya kamu tidak menjadi wanita yang menye-menye, setelah mengetahui betapa besar jasanya.

Singkatnya, SK. Trimurti adalah salah satu dari sekian banyak pahlawan wanita di Indonesia. Namanya tercatat sebagai Menteri Tenaga Kerja pertama di Indonesia. Sebelumnya, dia adalah seorang guru yang kemudian beralih menjadi aktivis perjuangan sekaligus jurnalis.

Catat, ya, SK. Trimurti adalah seorang penulis wanita. Sebelum kemerdekaan, dirinya termasuk salah satu penulis yang terus membombardir Jepang melalui tulisan-tulisannya. Termasuk setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dibacakan, dia mendapat tugas menyiarkan kemerdekaan melalui rangkaian aksara-aksaranya, sekaligus melakukan perjalanan ke seluruh tanah Jawa untuk memasang banyak bendera. Dan dengan tegas dia menyanggupinya.

Trimurti adalah istri dari Sayuti Melik. Keduanya jurnalis. Dan dari tangan suaminya itulah, teks proklamasi asli yang masih berupa tulisan tangan, diubah ke dalam bentuk naskah ketikan. Tepat, Sayuti Melik adalah sosok yang mengetiknya.

Pernah mendengar nama yang membawa baki bendera, saat setelah teks Proklamasi Kemerdekaan dibacakan lalu Sang Saka Merah Putih dikibarkan untuk kali pertama?

Nah, SK. Trimurti inilah orangnya.

SK. Trimurti atau Surastri Karma Trimurti (Sumber: Google)

Saat itu kondisinya sungguh mencekam. Sebab sambil berjaga-jaga, jika tentara Jepang datang datang tiba-tiba. SK. Trimurti diminta untuk menjadi salah satu pengerek bendera, tetapi dirinya menolak. Karena merasa tidak cukup berjasa untuk menerima kehormatan bersejarah itu.

Baca juga: “Menderita atau Menjanda?”

Kemudian dengan sigap dia ambil baki untuk membawa bendera, lalu memberikannya ke Abdul Latief Hendraningrat yang seorang tentara PETA. Menurut SK Trimurti, pejuang seperti Latief yang banyak bertempur di lapangan lebih layak menerima kehormatan sebagai pengerek bendera pusaka.

Tanpa pikir panjang, Latief langsung menerima dan mengikat Sang Saka Merah Putih ke tiang bambu menggunakan tali kemuran yang telah dipersiapkan lalu mengereknya. Dibantu oleh Suhud Sastro Kusumo yang menjadi orang pertama yang membentangkan Sang Saka. Peristiwa ini yang kemudian dilanggengkan dalam susunan paskibra dalam setiap upacara yakni dua laki-laki dan satu wanita yang bertugas sebagai pembawa baki.

Keterangan: 1. Ir. Soekarno 2. Drs. H. Mohammad Hatta 3. Abdul Latief Hendraningrat 4. Suhud Sastro Kusumo 5. Fatmawati 5. SK. Trimurti (Sumber: Google)

Lihatlah, Duhai wanita-wanita. Yang menjahit Sang Saka Merah Putih yakni Fatmawati, adalah seorang wanita. Pembawa bakinya, juga wanita. Merekalah dua di atara sekian banyak wanita yang turut melahirkan Indonesia.

Dan seperti yang kerap saya bilang, “Tanpa wanita, semesta ini tidak akan memiliki cerita. Sebab tidak ada sejarah yang dilahirkannya!”

Maka, jangan cengeng menye-menye menjadi wanita. Paham kan, Esmeralda?!

Kriiik,…Kriiik,…Kriiik,…

Tinggalkan Balasan

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.