Ini Balon Kebahagiaan

“Membahagiakan orang lain, adalah cara mudah untuk membahagiakan diri sendiri.”

Dalam suatu acara, seorang motivator memberikan permainan kepada lima puluh orang peserta. Bermain dengan balon.

Peraturannya, seluruh peserta diperintah untuk mengambil satu buah balon sesuai warna yang disukai, meniupnya lalu menuliskan nama masing-masing pada balon pilihannya kemudian meletakkan pada satu buah kerangjang besar.

Setelah hal itu dilakukan, peserta dipersilakan duduk kembali. Kini, ada lima puluh balon di keranjang itu.

Tidak berapa lama, seluruh peserta diperintah untuk mengambil balon masing-masing tadi dalam waktu bersamaan. Hanya diberikan waktu satu menit.

Setelah aba-aba diberikan, semua peserta berlari ke arah keranjang dan saling berebut posisi untuk mencari balon milik masing-masing. Semua berlomba. Semua mengutamakan kepentingan diri sendiri. Hingga waktu satu menit selesai.

Hasilnya, ada segelintir yang berhasil memegang balonnya, namun sebagian besar adalah mereka yang kecewa karena mendapati bahwa balon yang dipegang bukanlah miliknya. Kecewa. Aura tak bahagia menyelimuti ruangan itu. Kemudian, peserta dipersilahkan duduk kembali.

Setelah dirasa siap, motivator itu kembali menginstruksikan untuk melakukan hal yang sama seperti sebelumnya. Namun, waktu yang diberikan kali ini justru dipersingkat. 30 detik!

Semua peserta berteriak. Dalam benak mereka, satu menit saja banyak yang tidak mampu mendapatkan balon milik sendiri, apalagi jika waktunya dipersingkat menjadi tiga puluh detik.

Motivator itu memberikan instruksi tambahan.

“Ambilah satu balon saja tanpa memilih. Lalu sebutlah sekeras mungkin nama yang tertulis pada balon itu. Jika ada yang mengakui, berikan balon itu padanya. Lakukan hingga seluruh balon di dalam keranjang itu habis.”

Tiga puluh detik dimulai. Instruksi pun dijalankan.

Dalam riuh keramaian, semua saling berbagi, saling menolong, saling berusaha membahagiakan orang lain, saling mengutamakan kepentingan orang lain.

Semua mempersembahkan kebutuhan orang lain. Semua lupa pada keinginan dan kepentingan pribadi, semua berlomba untuk berbagi. Semua memberi tanpa harap orang yang diberinya itu melakukan hal serupa pada dirinya. Semua, semua, semua, dan semua. Hingga akhirnya, semua mendapatkan balon milik masing-masing. Kurang dari 30 detik!

Diakhir permainan, motivator mengatakan. Bahwa ketika diri kita membahagiakan orang lain, sejatinya kita sedang mempermudah jalan untuk membahagiakan diri kita sendiri.

Hmm,..Ngemeng-ngemeng, sayang.

Balonku kan ada lima. Nah aku baru punya satu, yaitu kamu. Nambah empat lagi supaya bisa kupegang erat-erat, boleh enggak?

“Plaaaak!”

Kriiik,…Kriiik,…Kriiik,…

Tinggalkan Balasan

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.