Fiksi Mini

Menurut Badan Bahasa Kemendikbud, fiksimini adalah sebuah cerita sangat pendek yang berasal dari kata fiksi (cerita) dan mini (kecil atau pendek).

Berbeda dengan cerpen lain, fiksi mini membebaskan pembaca untuk mengembangkan tema, alur cerita, akhir cerita dan simpulan cerita sesuai daya imajinasinya.

Fiksi mini memuat 140 karakter yang terdiri atas judul dengan uraian 4—10 kata. Fiksi mini biasanya bercerita tentang isu sosial, kritik, pengalaman, dan kisah tokoh yang dihiasi ide-ide lucu, nakal, sedih, dan heroik.

Sebutan lain fiksi mini adalah cerita kartu pos, nouvelles (Prancis), cerita setelapak tangan (Jepang), fiksi kilat, fiksi dadakan, dan mikrofiksi (Amerika).

Dalam fiksi mini penulis dan pembaca akan berbeda dalam menafsirkan. Karena ada kebebasan bagi pembaca untuk berkhayal tentang cerita yang diberikan oleh penulis. Makanya fiksi mini sangat pendek sekali dan menggunakan tata bahasa yang menarik, alur yang indah.

Fiksi mini akan menarik jika mengandung unsur cerita yang mendalam. Kamu boleh bikin fiksimini lucu, kritik, pengalaman, nakal dan lain-lain. Semua itu bebas. Kembangkan kreasimu dan belajar berpikir beda.

Kita dapat mebuat sebuah fiksimini yang sangat pendek sekali tapi mengandung makna yang sangat dalam. Misal, fiksimini berjudul “Sehabis Nonton Pertunjukan Sirkus”.

Sehabis Nonton Pertunjukan Sirkus
“Pa, lihat aku bisa memelanting badanku seperti atraksi sirkus tadi” jawabnya sambil merapatkan kedua tangan di depan dada.

Fiksi mini bukan sekadar menulis cerita dalam kalimat pendek. Tetapi ia adalah sebuah pergulatan untuk menemukan plastisitas kisah, yang membuat fiksi mini itu memberi pembaca ruang imajinasi yang luas.

Kisahnya itu sendiri boleh “sekelebat”. Tetapi dapat merangsang pembaca untuk berimajinasi dan mengembangkan kemungkinan tafsir. Kelebatan kisah itu, menjadi semacam rangsangan bagi pembaca untuk menafsir memecahkan teka-teki di dalamnya.

Contoh fiksi mini “Sehabis Nonton Pertunjukan Sirkus” di atas adalah contoh yang baik untuk imajinasi semacam itu.

Dalam satu kalimat, pembaca sudah langsung terbayang kejadian yaitu seorang ayah dan anaknya yang mungkin saja baru saja menyaksikan pertunjukan sirkus.

Pembaca tidak tahu persis pertunjukan sirkus apakah itu. Dan justru karena itulah, pembaca jadi terangsang untuk membayangkan pertunjukan sirkus seperti apakah yang ditonton si ayah dan anaknya itu.

Sampai kemudian pembaca terhenyak dengan ucapan si anak, “Pa, lihat aku bisa memelanting badanku seperti atraksi sirkus tadi”.

Dari ujapan si anak itu, terbayanglah bermacam adegan di benak pembaca. Bisa melompat ke depan, ke samping, ke belakang, membantingkan tubuh ke kasur, ke lantai dan sebagainya.

Bagaimana cara si bocah memelantingkan tubuhnya? Pembaca tak pernah tahu. Karena pembaca hanya bisa membayangkannya lewat kalimat  “jawabnya sambil merapatkan kedua tangan di depan dada”.

Perhatikan pemakaian kata “jawabnya” itu. Kata ini efektif. pembaca jadi seperti mendengar pertanyaan seorang ayah pada bocah itu.

Inilah yang dimaksud dengan “ruang kosong yang merangsang imajinasi” pembaca. Sebagai salah satu pesona fiksi mini.

Tanpa ada kalimat pertanyaan dari ayahnya, pembaca seperti mendengar suara seorang ayah yang bertanya pada anaknya.

Dalam benak pembaca, terbayang seorang ayah yang baik dan begitu sayang pada anak semata wayangnya. Dan mereka baru pulang dengan hati riang setelah menyaksikan pertunjukan sirkus.

Suasana yang penuh kebahagiaan itu, dikuatkan oleh kenyataan bahwa anaknya meniru adegan atraksi yang ditontonnya dengan cara memelantingkan tubuhnya.

Berikut rangkuman contoh fiksi mini lainnya dari kumpulan fiksi mini :

Danau Angker

Kuikuti dia masuk ke dalam danau. Paginya, aku ditemukan tak bernyawa.

Karam

Pertolongan akhirnya datang. Kami melambaikan tangan dari dasar laut.

Buku Harian

Halaman pertama, dimulai dengan cerita kematianku.

Sinyal Buruk

Aku berulang kali mengirim pesan pada kekasihku. Kami masih saling berpunggungan.

Tamat

Semua penonton bertepuk tangan. Mereka tak tahu, cerita sesungguhnya baru akan dimulai.

Ayo ciptakan fiksi minimu dan tetaplah menulis!

Kriiik,…Kriiik,…Kriiik,…

Tinggalkan Balasan

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.