Puisi dan Unsurnya

“Bukan hanya cinta dan bahan kimia aja yang punya unsur,  puisi juga punya,…”

 

Puisi (dari bahasa Yunani kuno : I create) adalah sebuah seni tertulis. Dalam bentuk seni ini, seorang penyair menggunakan bahasa untuk menambah kualitas estetis pada makna semantis.

Unsur Puisi

Nyatanya, bukan hanya cinta dan bahan kimia yang memiliki unsur, tapi puisi juga punya. Apa saja unsurnya?

1. Tipografi (Perwajahan puisi)

Maksudnya adalah bentuk puisi, bukan seperti wajah mantan yang mengenaskan. Diantara unsur puisi antara lain halaman yang tidak dipenuhi kata-kata, tepi kanan-kiri, pengaturan baris, huruf awal kalimat, dan tanda baca di akhir baris yang tidak diberi tanda titik.

2. Diksi (Pemilihan kata)

Karena puisi adalah karya sastra dengan sedikit kata tapi dapat mengungkapkan banyak hal, maka kata-katanya harus dipilih secermat mungkin. Pemilihan diksi erat kaitannya dengan makna, keselarasan bunyi, dan urutan kata.

3. Imaji

Yaitu kata atau susunan kata-kata yang dapat mengungkapkan pengalaman indrawi, seperti penglihatan, pendengaran, dan perasaan. Imaji Dibagi menjadi tiga, yaitu imaji suara (auditif), imaji penglihatan (visual), dan imaji raba atau sentuh (imaji taktil). Imaji dapat mengakibatkan pembaca seakan-akan melihat, medengar, dan merasakan seperti apa yang dialami penyair.

4. Majas (Gaya bahasa)

Yaitu penggunaan bahasa yang dapat menghidupkan/meningkatkan efek dan menimbulkan konotasi tertentu.

5. Rima / Irama

Ini bukan Rima Melati yang artis senior itu. Bukan juga Rhoma Irama yang Raja Dangdut itu. Tapi persamaan bunyi pada puisi, baik di awal, tengah, dan akhir baris puisi.

Rima (persajakan) merupakan bunyi-bunyi yang ditimbulkan oleh huruf atau kata-kata dalam larik dan bait. Sedangkan irama (ritme) merupakan pergantian tinggi rendah, panjang pendek, dan keras lembut ucapan bunyi.

6. Larik / Baris

Larik atau baris menjadi unsur penting puisi. Sebuah larik bisa berupa satu kata saja, bisa berbentuk frase atau bisa pula seperti sebuah kalimat utuh. Pada puisi lama, jumlah kata dalam sebuah larik biasanya empat kata. Tapi pada puisi baru tak ada batasan.

7. Bait

Bait adalah sebuah kumpulan larik / baris yang tersusun harmonis. Pada bait inilah biasanya ada kesatuan makna. Pada puisi lama, jumlah larik dalam sebuah bait biasanya empat buah, tetapi pada puisi baru tidak dibatasi.

8. Makna

Makna merupakan unsur yang mengandung tujuan dari pemilihan kata, pembentukan larik dan bait. Makna bisa menjadi isi dan pesan dari puisi tersebut.

 

Format Penulisan Puisi

1. Judul

Ditulis menggunakan huruf kapital pada keseluruhan kata atau setiap awal kata (termasuk semua unsur kata ulang sempurna), kecuali partikel seperti di, ke, dari, dan, yang.

Contoh:

“SURGA PENA AKSARA”  atau  “Surga Pena Aksara”

 

2. Baris

Sebaiknya, awal kata pada setiap baris ditulis dengan menggunakan huruf kapital. Tujuannya untuk membedakan antara baris yang satu dengan baris selanjutnya. Namun untuk alasan tipografi, ada beberapa puisi yang memiliki baris dengan huruf kecil di awal katanya.

 

3. Titi Mangsa

Titimangsa artinya adalah waktu. Titimangsa dalam aliran puisi baru adalah tempat, tanggal atau waktu pada saat puisi dibuat.

Contoh : Semarang, 28 Oktober 2018

 

Ayo ciptakan puisi dan tetaplah menulis!

 

Kriiik,…Kriiik,…Kriiik,…

Tinggalkan Balasan

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.