Tentang Pria dan Kondomnya

“Jika lagi pengin anu, ya enggak dianu. Jika lagi enggak pengin anu, ya dianu.”

Ya memang begitulah sebagian pria. Suka-suka dirinya, mau dipakai atau enggak kondom yang mereka punya.

Sebenarnya, tulisan ini enggak sedang membahas kondom. Melainkan tentang sisa curhat tadi malam. Obrolan bersama sahabat perempuan yang sedang berkonsultasi tentang suaminya. Seorang pembaca, yang berdomisili di Perancis sana. Tempat Napoleon Bonaparte berada.  

Dia bertanya, “Mas … cowok itu punya perasaan enggak, sih?!”

“Tentu saja punya. Cowok termasuk manusia juga, kan. Bukan batu bata. Tentu punya perasaan,” jawab saya.

Kemudian saya lanjutkan.

“Tapi, pertanyaannya adalah perasaan yang dia punya itu dipakai atau enggak. Terutama untuk memahami wanita. Karena, kadang sikap sebagian pria sering enggak jelas. Sesuka-suka dia dalam menggunakan perasaannya. Seenak-enaknya dia lah, pokoknya.

Kadang perasaannya yang dipakai, kadang logikanya. Seenak wudelnya, mana yang enak buat dirinya. Ini persis seperti ketika mereka dihadapkan pada sehelai kondom. Jika lagi pengin anu, ya enggak dianu. Jika lagi enggak pengin anu, ya dianu.

Begitulah sebagian pria. Sak karepe dewe. Sak penake dewe. Dalam menggunakan perasaannya. Mirip seperti saat disodorin kondom.”

“Oh. Begitu ya, Mas?”

“Ya, bukan begitu. Tapi begini.”

Napoleon pun bingung. Karena anu.

Kriiik,…Kriiik,…Kriiik,…

Tinggalkan Balasan

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.