“Menurut penelitian yang dilakukan secara ilmiah, buaya itu adalah hewan paling setia. Enggak percaya?!”
Istilah ”buaya darat” kerap digunakan untuk mendeskripsikan seorang pria yang mempunyai sifat tidak setia terhadap pasangannya. Namun tahukah kamu sayang, bahwa buaya sebenarnya tergolong binatang yang setia?
Kesetiaan buaya jantan diwujudkan dengan selalu melindungi pasangan serta telur mereka dari ancaman para predator. Selain itu, apabila si betina terlebih dahulu mati, maka selamanya buaya jantan tidak akan kawin lagi atau mencari pasangan lain. Wuih!
Berdasar penelitian, setidaknya mayoritas buaya menganut monogami. Dilansir dari livescience.com melalui studi selama 10 tahun yang dilakukan di Rockefeller Wildlife Refuge di Lousian, membuktikan bahwa 70 persen buaya selalu memilih pasangan yang sama setiap kali musim kawin tiba. Sementara mereka punya banyak kesempatan untuk memilih pasangan baru.
“Kami terkejut dan tidak menyangka akan menemukan pasangan yang sama di antara buaya yang kawin pada tahun 1997 dan masih tetap berpasangan sampai tahun 2005,” ujar Mpok Stacey Lance, peneliti dari Savannah River Ecology Laboratory yang memimpin riset tersebut.
Itu sebabnya dalam budaya Betawi, buaya justru dijadikan simbol kesetiaan dan kelanggengan dalam sebuah hubungan. Roti buaya menjadi sajian wajib dalam acara pernikahan tradisional Betawi.
Lalu berasal dari manakah istilah “buaya darat” itu?
Nah, sayang. Untuk hal ini, kamu browsing sendiri ya di google. Itung-itung supaya rajin membaca.
Yang jelas kamu harus tau. Bahwa menurut berbagai sumber, istilah “buaya darat” ini tidak terlepas dari sebuah legenda yang berkembang di kalangan masyarakat Indonesia. Tepatnya di daerah Soronganyit, Jember, Jawa Timur.
Kamu harus waspada. Bila dalam kehidupan nyata kamu berjumpa dengannya, maka buruan ditangkep, masukin panci, lalu di ungkep. Kalo udah mateng, lemparin aja kasih ke kucing. Jangan lupa kasih micin dikit. Dah, gitu aja.
Kriiik,…Kriiik,…Kriiik…