Itu Pasanganmu. Bukan Hewan Peliharaanmu!

“Berilah ruang untuknya. Kenyamanan, keleluasaan, kecintaan yang tak terkira. Maka dia tak akan kemana-mana. Jangan pernah lagi memperlakukannya seperti peliharaanmu.”

Ya, enggak gitu-gitu juga keles. Pasanganmu itu kan manusia juga, sama seperti dirimu. Punya rasa, punya indera, punya nyawa, punya asa, dan punya kuasa juga atas dirinya. Dia kan bukan hewan peliharaan. Bukan seperti burung atau kucing yang kau pelihara dalam kandang imut itu.

Cukup heran jika engkau mengambil peran untuk membatasi aktivitas pasanganmu. Mempersempit ruang geraknya. Membekap erat nafasnya dalam himpitan egomu. Lha emang kamu itu siapa? Emaknya? Buapaknya? Pakdhenya? Budhenya?.

Coba perhatikan ini.

Bolehlah, burung atau kucing peliharaanmu kau perlakukan seperti itu. Kau beri makan, kau mandikan, kau beri vitamin, kroto dan jangkrik supaya cuit cuit dan miauw miauw suaranya. Meski kau kurung, mereka akan senang-senang aja. Tak bersuara. Jelas, namanya aja hewan peliharaan.

Lha ini, pasanganmu. Yang sama manusia wujudnyanya sepertimu. Kok ya tega kau perlakukan seperti itu.

Enggak boleh ini dan itulah, enggak boleh pakai ini dan itulah. Harus mengikuti segala aturanmu yang mengekang dan kadang tanpa nalar demi melegakan rasamu sendiri itu. Mending jidatmu diberi tulisan “Undang-Undang” aja sekalian, lebih jelas!

Sudahlah. Berhubungan itu kudunya menambah sisi positif dan kebaikan. Ketika ia single memiliki sisi positif lima biji, maka ketika berhubungan denganmu harusnya bertambahlah yang lima biji itu. Bukan justru kau kurangi atau kau penuhi dengan nilai yang sebaliknya. Negatif. Ribut terus isinya saban hari karena larangan-laranganmu yang enggak jelas itu.

Dan terlebih penting dari semua itu. Lihatlah pasanganmu itu sebagai manusia. Yang sama sepertimu. Dilahirkan untuk bahagia dan bukan dikekang sedemikian rupa. Hanya karena egomu yang berselimut mencintainya. Mencintai, namun di detik yang sama kau menyakitinya. Tanpa kau menyadarinya.

Berilah ruang untuknya. Kenyamanan, keleluasaan, kecintaan yang tak terkira. Maka dia tak akan kemana-mana. Jangan pernah lagi memperlakukannya seperti peliharaanmu.

Dia, kamu, mereka, dan kita semua sama. Manusia. Yang berhak bahagia dengan cara-cara yang berbeda.

Dan dalam konteks berpasangan. Kita hanya perlu memandang perbedaan itu sebagai rupa-rupa warna. Yang akan makin menguatkan hubungan, serta menyempurnakan kebahagiaan. Kuncinya, tentu saja rasa percaya. Dan itu, sulit. Tapi akan mudah, jika mau!

Aniwe, sayang. Boleh kulihat burungmu?

“Plaaak!”

Kriiik,..Kriiiik,..Kriiik,…

Tinggalkan Balasan

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.