Membongkar Hakikat Iqro’! (Bagian-1)

Jadi perintah “Iqro’!” sebenarnya bukan cuma sekadar “membaca” seperti yang kita lakukan pada umumnya.

Secara luas, perintah itu mengandung tiga hal mendasar atas apa yang harus “dibaca!”. Kita bongkar satu per satu.

Pahami ini lebih dahulu.

Bahwa kata “Iqro’!”, terdiri dari himpunan huruf Alif-Qaf-Ra’-Alif. Kalo mau diringkas juga boleh, menjadi Alif-Qaf-Ra’. Dari himpunan ketiga huruf itu kita akan tau, sebenarnya apa aja sih yang harus kita baca seperti yang diperintahkan-Nya.

Pertama, Alif-Qaf-Ra’dalam konteks “membaca” ayat Qauliyah (Al-Quran). Hakikatnya dapat ditarik dari Alif = “Allah”, Qaf = “Quran”, Ra’ = “Rahmat”.

Di sini, kata “Iqro’!” (bacalah!) hakikatnya adalah bahwa Allah SWT menurunkan Al-Quran untuk dibaca agar menjadi rahmat. Baca Al Qur’an, baca artinya, baca tafsirnya. Supaya paham kandungannya. Jangan cuma jadi pajangan doang. Intinya, bacalah Al Qur’an adalah hakikat perintah “Iqro’!” yang pertama.

Kedua, Alif-Qaf-Ra’ dalam konteks “membaca” ayat Kauniyah (alam semesta). Hakikatnya dapat ditarik dari Alif = “Alamin” (alam semesta), Qaf = “Qalam” (gejala alam), Ra’ = “ra’a” (membaca dengan mata).

Di sini, kata “Iqro’!” (bacalah!) hakikatnya adalah bahwa alam semesta merupakan “Al-Qalam” (tanda-tanda) untuk dibaca dan dipahami secara visual (dibaca dengan mata). Lalu dijadikan sebagai dasar sebuah ilmu pengetahuan.

“Al-qalam” disini tidak diartikan sebagai “pena” secara harfiah. Tapi dimaknai sebagai “gejala alam”. Karena hakikatnya alam merupakan kamus budaya manusia yang sangat banyak sekali ditemukan gejalanya. Sehingga diperintahkan untuk dibaca agar manusia memiliki pengetahuan. Tentu, bagi yang mau memikirkan.

Lihat burung, dipikirin, manusia bisa bikin pesawat. Lihat kelelawar, dipikirin, manusia bisa bikin radar. Dengar suara paus, dipikirin, manusia bisa bikin sonar. Liat apel jatuh, dipikirin, Isaac Newton bisa bikin hukum grafitasi. Liat foto mantan yang udah punya gebetan, dipikirin, kamu bisa kejang-kejang. Iya, kan?

Semua hal di atas adalah hasil dari membaca “Al Qalam” (gejala alam), lalu dipikirkan. Maka lahirlah pengetahuan.

So,.. amatilah alam semesta. Bacalah gejalanya lalu pikirkan. Maka pengetahuan baru dapat ditemukan. Ini hakikat perintah “Iqro’!” yang kedua, membaca alam semesta.

Dan yang terakhir.

Ketiga. Alif-Qaf-Ra’ dalam konteks “membaca” tanda keAgungan Tuhan yang ada dalam diri manusia. Hakikatnya dapat ditarik dari Alif = “aqlu” (pikiran), Qaf = “qalbu” (perasaan),
Ra’ = “ruh” (jiwa). Ini agak sedikit berat, seberat sesak di dadamu yang belum bisa move on dari bayangan mantanmu itu.

Okay di sini, kata “Iqro’!” (bacalah!) hakikatnya adalah bahwa kita diberi clue agar tahu bahwa terdapat sebuah sistem luar biasa dalam diri manusia yang juga harus dibaca. Yaitu sebuah sistem yang bekerja secara bersinergi, selaras dan seimbang. Apa itu?

Yaitu sebuah sistem yang terdiri dari tiga komponen utama yakni pikiran, perasaan dan jiwa. Dalam istilah sains modern biasa disebut sebagai “Realitas Quantum Diri Manusia”. Yaitu sebuah realitas yang tidak kasat mata, tapi memiliki kekuatan dahsyat yang dapat merubah nasib setiap manusia. Enggak percaya? Sana, tanya para motivator.

Membaca diri sendiri, adalah hakikat perintah “Iqro’!” yang ketiga. Ingat kan “Man ‘arofa nafsahu, faqod ‘arofa Rabbahu – Barang siapa mengenali dirinya, maka dia akan mengenali Tuhan nya”?.

Nah, itulah “Iqro’!”.

Bacalah!

Kriiik,…Kriiik,…Kriiik,…

Tinggalkan Balasan

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.